Sholat Witir Di Bulan Ramadhan
Di bulan Ramadhan umat Islam ramai melaksanakan sholat tarawih berjamaah lengkap dengan witirnya. Di sisi lain mereka juga dianjurkan untuk melaksanakan sholat tahajjud yang prakteknya ditutup juga dengan sholat witir. pada prinsipnya pada malam bulan Ramadhan umat Islam diserukan untuk memperbanyak amal ibadah. Penyelenggaraan sholat tarawih termasuk bagian dari upaya memperbanyak amal ibadah itu. Jadi tidak ada larangan, melaksanakan sholat tahajjud di akhir malam betapapun sudah melaksanakan sholat witir. Jika ada hadits yang menyatakan sholat malam Rasulullah saw. di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat, hadits itu merupakan gambaran global (umum) menurut atau sepengetahuan perawi. Sementara terdapat riwayat hadits lain yang menyebut beliau melakukan sholat malam sebanyak 13 rakaat, kadang 9 rakaat, atau lebih dari itu. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Sunan Tirmidzi II : 518-521)Berkaitan tentang sholat witir, sholat witir dalam satu malam semestinya dilakukan hanya satu kali saja. Terserah mau di awal malam ataupun di akhir malam. “Tidak ada dua witir dalam satu malam.” Jadi umpamanya sudah menjalankan sholat witir bersama tarawih, maka tidak usah melakukan sholat witir lagi pada sholat tahajjud di malam itu. Mengenai hadits, “jadikanlah witir sebagai akhir sholatmu,” itu menunjukkan keidealan, yang lebih baik, atau seruan yang bersifat anjuran. Bukan suatu keharusan, sebab terdapat riwayat yang menyatakan sehabis melaksanakan witir, Rasulullah saw pernah masih melaksanakan sholat dua rakaat lagi. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Sunan Tirmidzi II : 540-544)
banyak riwayat mengenai bacaan surat dalam sholat witir. Namun riwayat yang masyhur adalah membaca surat Al-A’laa pada rakaat pertama, Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan Al-Ikhlas (atau Al-Ikhlas ditambah surat Al-Falaq dan An-Naas) pada rakaat ketiga. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Sunan Tirmidzi II : 549 dan 559-562)
sholat witir dengan tiga rakaat praktek nya ada dua macam, yaitu dipisah (dua rakaat salam dan satu salam lagi pada satu rakaat terakhir) atau disambung (dilakukan tiga rakaat langsung dengan satu salam di akhir rakaat). (Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Sunan Tirmidzi II : 556-557).
*Warungbaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar